PROJEK 8
Rancang lh
tiga masalah nyata di sekitarmu atau dari sumber lain yang model pecahannya
berupa system persamaan linear atau system pertidak samaan .formulasikan
masalah tersebut dengan mendefenisi variable variable terkait
Kegunaan
variabel penelitian yaitu :
- Untuk mempersiapkan alat dan
metode pengumpulan data
- Untuk mempersiapkan metode
analisis/pengolahan data
- Untuk pengujian hipotesis
(Ig. Dodiet
Aditya. Handout Mata Kuliah : “Metodologi Research” Untuk Prodi D III
Kebidanan Poltekkes Surakarta. Semester V Tahun Akademik 2008 / 2009)
Variabel
penelitian yang baik adalah :
- Relevan dengan tujuan
penelitian
- Dapat diamati dan dapat diukur
(Ig. Dodiet
Aditya. Handout Mata Kuliah : “Metodologi Research” Untuk Prodi D III
Kebidanan Poltekkes Surakarta. Semester V Tahun Akademik 2008 / 2009)
Dalam suatu
penelitian, variabel perlu diidentifikasi dan didefinisikan secara operasional
dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pengumpulan
dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis. (Aditya, Ig. Dodiet.
Handout Mata Kuliah : “Metodologi Research” Untuk Prodi D III Kebidanan
Poltekkes Surakarta. Semester V Tahun Akademik 2008 / 2009)
- B.
Jenis-jenis Variabel
Variabel
dapat dibedakan menjadi :
- Variabel Kuantitatif
Contoh :
Luas kota, umur, banyaknya jam dalam sehari, dll.
Variabel
kuantitatif diklasifikasian menjadi 2 kelompok skala variabel yaitu
- Variabel diskrit, merupakan
variabel yang tingkat pengukurannya tidak menunjukkan urutan atau
kesinambungan, melainkan berdiri sendiri secara terpisah. Contoh : jenis
kelamin, golongan darah, suku anggota tubuh.
- Variabel kontinum, merupakan
variabel yang variasi nilainya berurutan atau ada hubungan satu dengan
lainnya. Contoh : tingkat pendidikan, suhu,tingkat kecerdasan, berat
badan, tinggi badan.
(Saryono, S.
Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 36)
- Variabel Kualitatif
Contoh :
Kemakmuran, kepandaian, dll.
(Suharsimi
Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi-VI,
Cetakan ke-13, Jakarta : PT. Renika Cipta, 2006. Hal. 116)
Jenis-jenis
variabel menurut fungsinya :
- Variabel Bebas (Independent
Variable)
Adalah
variabel yang mempengaruhi atau dianggap menentukan variabel terikat. Variabel
ini dapat merupakan faktor risiko, prediktor, kausa/ penyebab.
- Variabel Tergantung/ Terikat
(Dependent Variable)
Adalah
variabel yang dipengaruhi. Variabel tergantung disebut juga kejadian, luaran,
manfaat, efek atau dampak. Variabel tergantung juga disebut Penyakit/ Outcome.
Contoh :
- Pengaruh pemberian susu formula
(PASI) terhadap timbulnya obesitas pada anak < 2 tahun.
Variabel
independent : Susu formula (PASI)
Variabel
dependent : Obesitas
- Hubungan antara kadar
kolesteroldengan kejadianpenyakit infark miokard di RSUD Purwojati,
Semarang.
Variabel
independent : Kadar kolesterol
Variabel
dependent : Infark miokard
(Saryono, S.
Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 36)
- Variabel Penengah (Moderating
Variable)
Adalah
variabel yang karena fungsinya ikut mempengaruhi variabel tergantung serta
meperjelas hubungan bebas dengan variabel tergantung. (Http://navelmangelep.wordpress.com yang dambil pada Kamis, 7 Maret
2013 pukul 06:25)
Contoh : Ada
hubungan antara promosi di media TV dengan meningkatnya kesadaran merek Hp X di
kalangan konsumen.
Variabel
bebas :
Promosi
Variabel
tergantung : Kesadaran merek
Variabel
moderat : Media Promosi
- Variabel Sela atau antara
(Intervening Variable)
Adalah
variabel yang terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga
variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya
variabel dependen.
Variabel
Intervening juga merupakan variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu
dengan variabel yang lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau
hubungan pengaruh dan terpengaruh. (Http://navelmangelep.wordpress.com yang dambil pada Kamis, 7 Maret
2013 pukul 06:25)
Contoh :
Hipotesis adanya hubungan antara “gaya kepemimpinan dengan kinerja” pegawai.
Variabel
bebas : Gaya
kepemimpinan
Variabel
terikat : Kinerja
pegawai
- Variabel kendali (Controlling
Variable)
Adalah
variabel yang membatasi (sebagai kendali) atau mewarnai variabel mederator.
Variabel ini
berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama berkaitan dengan
variabel moderator jadi juga seperti variabel moderator dan bebas
ia juga ikut berpengaruh terhadap variabel tergantung. (Http://navelmangelep.wordpress.com yang dambil pada Kamis, 7 Maret
2013 pukul 06:25)
Contoh :
Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan S1
maka harus ditetapkan variable control berupa gaji yang sama, peralatan yang
sama, iklim kerja yang sama, dan lain-lain. Tanpa adanya variabel kontrol maka
sulit ditemukan apakah perbedaan penampilan karyawan karena faktor pendidikan.
- Variabel Rambang
Adalah
variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak
diperhatikan terhadap variabel bebas maupun tergantung. (Http://navelmangelep.wordpress.com yang dambil pada Kamis, 7 Maret
2013 pukul 06:25)
Contoh :
Dari judul penelitian “Studi Komperatif Prestasi Brlajar IPA” yang pengajarnya
menggunakan metode demonstrasi dan yang menggunakan metode ceramah antara siswa
putra-putri kelas 2 SMP X Solo tahun1994.
Variabel
tergantung : Prestasi belajar IPA
Variabel bebas
: Metode demonstrasi
Variabel
moderat : Siswa putra-putri
Variabel
kendali : kelas 2 SMP X
- C. Sifat
Variabel
- Variabel Statis adalah
varaibel yang tidak dapat diubah keberadaannya.
Contoh :
jenis kelamin, tinggi badan,status sosial, tempat tinggal, dll.
- Variabel Dinamis adalah
variabel yang dapat diubah keberadaannya berupa pengubahan, peningkatan
atau penurunan.
Conntoh :
kedisiplinan, tingkat pengetahuan, motivasi kepedulian, dll.
(Suharsimi
Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi-VI,
Cetakan ke-13, Jakarta : PT. Renika Cipta,
Pemahaman
variabel sangat penting untuk :
- Menentukan hipotesis
- Menentukan instrumen penelitian
- Menentukan ragam data yang
dikumpulkan
- Mencerminkan luas sempitnya kesimpulan
(Saryono, S.
Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 38)
- D. Pengukuran
Variabel
Pengukuran
adalah penting bagi setiap penelitian, karena dengan pengukuran itu penelitian
dapat menghubungkan konsep yang abstrak dengan realitas.
Untuk dapat
melakukan pengukuran, maka seseorang peneliti harus memikirkan bagaimana ukuran
yang paling tepat untuk suatu konsep. Ukuran yang tepat akan memberikan kepada
penelii untuk merumuskan lebih tepat dan lebih cermat konsep penelitiannya.
Proses pengukuran mengandung 4 kegiatan pokok sebagai berikut :
- Menentukan indikator untuk
dimensi – dimensi variabel penelitian.
- Menentukan ukuran masing-masing
dimensi. Ukuran ini dapat berupa item (pertanyaan) yang relevan dengan
dimensinya.
- Menentukan ukuran yang akan
digunakan dalam pengukuran, Apakah tingkat ukuran nominal, ordinal
interval atau ratio dan
- Menguji tingkat validitas dan
reliabilitas sebagai kriteria alat pengukuran yang baik.. Alat pengukur
yang baik, apabila alat pengukur itu dapat mengungkapkan realita itu
dengan tepat. Oleh karena itu dalam pengukuran gejala yang demikian itu
yang dianut adalah berdasarkan indikator-indikator konsep tersebut. Jadi
kalau akan mengukur intelegensi harus mencari apa yang menjadi indikator
perbuatan yang intelegen tersebut.
Ada 4 skala
pengukuran, yaitu :
- Skala Nominal
Ukuran
nominal adalah ukuran yang paling sederhana, di mana angka yang diberikan
kepada objek mempunyai arti sebagai label saja dan tidak menunjukkan tingkatan
apa-apa. Objek dikelompokkan dalam set-set dan kepada semua anggota set
diberikan angka. Set-set tersebut tidak boleh tumpang tindih dan bersisa (
mutually exclusive and exhaustive ). Misalnya, untuk mengukur jenis kelamin,
objek dibagi atas 3 set, yaitu laki-laki, perempuan dan banci. Kemudian untuk
masing-masing anggota set di atas kita berikan angka, misalnya : 1-pria;
2-Wanita; dan 0-untuk banci. Jelas kelihatan bahwa angka yang diberikan tidak
menunjukkan bahwa tingkat wanita lebih tinggi dari pria ataupun tingkat pria
lebih tinggi dari banci. Angka-angka tersebut tidak memberikan arti apa-apa
jika ditambahkan. Angka yang diberikan hanya berfungsi sebagai label saja.
(Mohammad
Nazir. Metode Penelitian. Cetakan ke-6, Bogor : Ghalia Indonesia, 2005. Hal.
130)
Himpunan
yang terdiri dari anggota-anggota yang mempunyai kesamaan setiap anggotanya dan
memiliki perbedaan dari anggota himpunan yang lain. Skala nominal dapat berupa
dikotomi dan politomi.
Contoh :
Jenis kelamin = laki-laki dan perempuan
Pekerjaan = pegawai, petani, pedagang, dll
(Saryono, S.
Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 39)
- Skala Ordinal
Ukuran
ordinal adalah angka yang diberikan di mana angka-angka tersebut mengandung
pengertian tingkatan. Ukuran nominal digunakan untuk mengurutkan objek dari
yang terendah ke tertinggi atau sebaliknya. Ukuran ini tidak memberikan nilai
absolute terhadap objek, tetapi hanya memberikan urutan (ranking) saja.
(Mohammad Nazir. Metode Penelitian. Cetakan ke-6, Bogor : Ghalia Indonesia,
2005. Hal. 130)
Himpunan
yang beranggotakan menurut ranking, urutan (order), pangkat atau jabatan.
Himpunan tidak hanya dokategorikan pada persamaan atau perbedaan, tetapi juga
dari pernyataan lebih besar atau lebih kecil.
Contoh :
Pendapatan dikategorikan rendah, sedang dan tinggi.
Tingkatan pengetahuan dikategorikan baik, sedang dan buruk.
(Saryono, S.
Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 39-40)
- Skala Interval
Ukuran
interval adalah suatu pemberian angka kepada set dari objek yang mempunyai
sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain, yaitu jarak yang sama
pada pengukuran interval memperlihatkan jarak yang sama dari cirri atau sifat
objek yang diukur. Ukuran interval tidak memberikan jumlah absolute dari objek
yang diukur.
Skala
ordinal, tetapi himpunan tersebut dapat memberikan nilai interval atau jarak
urutan kelas.
Contoh :
A
B
C
D
1
2
3
4
Interval A-D = 4-1 = 3
Interval B-D = 4-2 = 2
(Saryono, S.
Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 40)
- Skala Ratio
Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran diatas, ditambah dengan
satu sifat lain, yaitu ukuran ini memberikan keterangan tentang nilai absolut
dari objek yang diukur. Titik rasio mempunyai titik nol, karena itu interval
jarak tidak dinyatakan dengan beda angka rata-rata satu kelompok dibandingkan
dengan titik nol diatas. Karena ada titik nol tersebut, maka ukuran rasio dapat
dibuat perkalian ataupun pembagian. (Mohammad Nazir. Metode Penelitian. Cetakan
ke-6, Bogor : Ghalia Indonesia, 2005. Hal. 130)
Adalah variabel yang mempunyai perbandingan.
Contoh :
Bila 1
karung beras beratnya1 kuintal, maka 5 karung beras beratnya 5 kuintal (Ratio
1:5).
Tinggi
badan, Kadar/ Konsentrasi.
(Saryono, S.
Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 40)
- E.
Definisi Operasional
Definisi
operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional berdasarkan
karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi
atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Alimul
Hidayat, 2007). (Aditya, Ig. Dodiet. Handout Mata Kuliah: “Metodologi
Research” Untuk Prodi D III Kebidanan Poltekkes Surakarta. Semester V Tahun
Akademik 2008 / 2009)
Mendefinisikan
variable secara operasional adalah menggambarkan / mendeskripsikan variable
penelitian sedemikian rupa, sehingga variable tersebut bersifat :
- Spesifik ( Tidak Beinterpretasi
Ganda )
- Terukur ( Observable atau
Measurable )
Contoh
variable yang berinterpretasi ganda : Status Gizi. Variable ini dapat diukur
dan dideskripsikan dengan bermacam kombinasi pengertian atau pengukuran,
seperti :
- Berat Badan (BB) dengan Tinggi
Badan (TB)
- BB – TB dengan Usia
- Kadar Protein serum
- Lingkar Lengan Atas dan
Lingkar Kepala, dsb.
(Aditya, Ig.
Dodiet. Handout Mata Kuliah: “Metodologi Research” Untuk Prodi D
III Kebidanan Poltekkes Surakarta. Semester V Tahun Akademik 2008 / 2009)
Definisi
operasional ditentukan berdasarkan Parameter yang dijadikan ukuran dalam
penelitian. Sedangkan cara pengukuran adalah Cara dimana variable dapat diukur
dan ditentukan karakteristiknya. Sehingga dalam Definisi Operasional mencakup
penjelasan tentang :
- Nama variable
- Definisi variable berdasarkan
konsep/maksud penelitian.
- Hasil Ukur / Kategori
- Skala Pengukuran.
Contoh :
Suatu
penelitian dengan judul “Faktor – factor yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi pada ibu hamil…”
Berdasarkan
judul tersebut, maka Variabel bebasnya (misalnya) adalah Obesitas, Diet Tinggi
Garam, Genetik dan Umur. Sedangkan Variabel terikatnya adalah Hipertensi.
Maka Definisi Operasionalnya dapat dibuat sebagai
berikut : NO
|
VARIABEL
|
DEFINISI OPERASIONAL
|
HASIL UKUR / KATEGORI
|
SKALA
|
1
|
Obesitas
|
Kelebihan
massa tubuh responden yang didapat berdasarkan perhitungan rasio berat badan
dan tinggi badan pada kurun waktu tiga bulan terakhir.
|
1 : IMT
> 27 kg/m2
2 : IMT ≤
27 kg/m2
|
Nominal
|
2
|
Diet
Tinggi Garam
|
Kebiasaan
responden dalam mengkonsumsi makanan yang rasanya asin.
|
Intensitas
:
1 : Sering
2. Tidak
Pernah
|
Nominal
|
(Aditya, Ig.
Dodiet. Handout Mata Kuliah : “Metodologi Research” Untuk Prodi D III
Kebidanan Poltekkes Surakarta. Semester V Tahun Akademik 2008 / 2009)
Definisi
operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan data dan
menghindarkan perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup variabel.
Variabel yang dimasukkan dalam operasioanal adalah variabel kunci/ penting yang
dapat diukur secara operasional dan dapat dipertanggung jawabkan (refrensi
harus jelas). Dengan definisi operasional maka dapat dietentukan cara yang
dipakai untuk mengukur variabel, tidak dapat arti dan istilah-istilah ganda
yang apabila tidak dibatasi akan menimbulkan tafsiran yang berbeda. Definisi
operasional hendaknya memuat batasan tentang :
- Variabel bebas dan variabel
terikat
- Istilah yang dipakai untuk
menghubungkan variabel-variabel
(Saryono, S.
Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 41)
Batasan atau
arti suatu variabel dilakukan dengan merinci hal-hal yang harus dikerjakan.
Definisi operasional variabel merupakan pedoman bagi peneliti untuk
mengukur atau memanipulasi variabel tersebut. Definisi operasional variabel
harus spesifik (tidak berinterpretasi ganda) dan terukur (measurable dan
observable). (Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 41)
Mendefinisikan
variabel secara operasional dapat dilakukan melalui dua cara yaitu :
- Secara langsung, dilakukan
dengan menjelaskan bagaimana pengukuran dpat dilakukan. Kalau terdapat
bermacam-macam pengukuran, maka definisi yang dipilih harus sesuai dengan
teknik yang akan digunakan.
Contoh :
“Status
gizi”, dapat diukur dengan beberapa macam teknik yaitu :
- Secara biokimia : kadar albumin
darah, protein serum
- Secara fisik : BB/ TB, BB/ U,
TB/ U, tebal kulit
- Secara klinis : turgor kulit,
derajat anemia.
- Secara tidak langsung,
dilakukan dengan menjelaskan kriteria manipulasi terhadap variabel dan
cara mengukur efekdari manipulasi tersebut.
Contoh :
“urin
tampung” : jumlah urin yang dikeluarkan pasien selama penampungan 24 jam.
“daya tahan
tubuh” : kemampuan tubuh menahan serangan antigen yang diukur dari ferkuensi
terjadinya penyakit dalam satu bulan.
(Saryono, S.
Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 41-42)
- F.
MACAM-MACAM HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
Sesungguhnya
yang dikemukakan di dalam inti penelitian ilmiah adalah mencari hubungan
antara berbagai variabel. Hubungan yang paling dasar adalah hubungan
antara dua variabel bebas dan variabel terikat ( Independent variabel
dengan dengan dependent variabel).
- Hubungan Simetris
Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang
satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya. Terdapat 4
kelompok hubungan simetris :
- Kedua variabel merupakan
indikator sebuah konsep yang sama.
- Kedua variabel merupakan akibat
daru suatu faktor yang sama.
- Kedua variabel saling berkaitan
secara fungsional, dimana yang satu berada yang lainnya pun pasti disana.
- Hubungan yang bersifat
kebetulan semata-mata.
- Hubungan Timbal Balik
Hubungan timbal balik adalah hubungan di mana suatu variabel dapat menjadi
sebab dan akibat dari variabel lainnya. Perlu diketahui bahwa hubungan timbal
balik bukanlah hubungan, dimana tidak dapat ditentukan variabel yang
menjadi sebab dan variabel yang menjadi akibat.
- Hubungan Asimetris (tidak
simetri)
Satu variabel atau lebih mempengaruhi variabel yang lainnya. Ada enam tipe
hubungan tidak simetris, yakni :
- Hubungan antara stimulus dan
respons. Hubungan yang demikian itulah merupakan salah satu hubungan
kausal yang lazim dipergunakan oleh para ahli.
- Hubungan antara disposisi dan
respons. Disposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkkan respons
tertentu dalam situasi tertentu. Bila “Stimulus” datangnya pengaruh dari
luar dirinya, sedangkan “Disposisi” berada dalam diri seseorang.
- Hubungan antara diri indiviidu
dan disposisi atau tingkah laku. Artinya ciri di sini adalah sifat
individu yag relatif tidak berubah dan tidak dipengaruhi lingkungan.
- Hubungan antara prekondisi yang
perlu dengan akibat tertentu.
- Hubungan Imanen antara dua
variabel.
- Hubungan antara tujuan (ends)
dan cara (means)