Senin, 13 Februari 2017

PROJEK 8 Rancang lh tiga masalah nyata di sekitarmu atau dari sumber lain yang model pecahannya berupa system persamaan linear atau system pertidak samaan .formulasikan masalah tersebut dengan mendefenisi variable variable terkait

PROJEK 8
Rancang lh tiga masalah nyata di sekitarmu atau dari sumber lain yang model pecahannya berupa system persamaan linear atau system pertidak samaan .formulasikan masalah tersebut dengan mendefenisi variable variable terkait

Kegunaan variabel penelitian yaitu :
  1. Untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data
  2. Untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data
  3. Untuk pengujian hipotesis
(Ig. Dodiet Aditya. Handout Mata Kuliah : “Metodologi Research” Untuk Prodi D III Kebidanan Poltekkes Surakarta. Semester V Tahun Akademik 2008 / 2009)
Variabel penelitian yang baik adalah :
  1. Relevan dengan tujuan penelitian
  2. Dapat diamati dan dapat diukur
(Ig. Dodiet Aditya. Handout Mata Kuliah : “Metodologi Research” Untuk Prodi D III Kebidanan Poltekkes Surakarta. Semester V Tahun Akademik 2008 / 2009)
Dalam suatu penelitian, variabel perlu diidentifikasi dan didefinisikan secara operasional  dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis. (Aditya, Ig. Dodiet. Handout Mata Kuliah : “Metodologi Research” Untuk Prodi D III Kebidanan Poltekkes Surakarta. Semester V Tahun Akademik 2008 / 2009)

  1. B.     Jenis-jenis Variabel
Variabel dapat dibedakan menjadi :
  1. Variabel Kuantitatif
Contoh : Luas kota, umur, banyaknya jam dalam sehari, dll.
Variabel kuantitatif diklasifikasian menjadi 2 kelompok skala variabel yaitu
  1. Variabel diskrit, merupakan variabel yang tingkat pengukurannya tidak menunjukkan urutan atau kesinambungan, melainkan berdiri sendiri secara terpisah. Contoh : jenis kelamin, golongan darah, suku anggota tubuh.
  2. Variabel kontinum, merupakan variabel yang variasi nilainya berurutan atau ada hubungan satu dengan lainnya. Contoh : tingkat pendidikan, suhu,tingkat kecerdasan, berat badan, tinggi badan.
(Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 36)
  1. Variabel Kualitatif
Contoh : Kemakmuran, kepandaian, dll.
(Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi-VI, Cetakan ke-13, Jakarta : PT. Renika Cipta, 2006. Hal. 116)
Jenis-jenis variabel menurut fungsinya :
  1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Adalah variabel yang mempengaruhi atau dianggap menentukan variabel terikat. Variabel ini dapat merupakan faktor risiko, prediktor, kausa/ penyebab.
  1. Variabel Tergantung/ Terikat (Dependent Variable)
Adalah variabel yang dipengaruhi. Variabel tergantung disebut juga kejadian, luaran, manfaat, efek atau dampak. Variabel tergantung juga disebut Penyakit/ Outcome.
Contoh :
  1. Pengaruh pemberian susu formula (PASI) terhadap timbulnya obesitas pada anak < 2 tahun.
Variabel independent : Susu formula (PASI)
Variabel dependent : Obesitas
  1. Hubungan antara kadar kolesteroldengan kejadianpenyakit infark miokard di RSUD Purwojati, Semarang.
Variabel independent : Kadar kolesterol
Variabel dependent : Infark miokard
(Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 36)

  1. Variabel Penengah (Moderating Variable)
Adalah variabel yang karena fungsinya ikut mempengaruhi variabel tergantung serta meperjelas hubungan bebas dengan variabel tergantung. (Http://navelmangelep.wordpress.com yang dambil pada Kamis, 7 Maret 2013 pukul 06:25)
Contoh : Ada hubungan antara promosi di media TV dengan meningkatnya kesadaran merek Hp X di kalangan konsumen.
Variabel bebas             : Promosi
Variabel tergantung    : Kesadaran merek
Variabel moderat        : Media Promosi
  1. Variabel Sela atau antara (Intervening Variable)
Adalah variabel yang terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
Variabel Intervening juga merupakan variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau hubungan pengaruh dan terpengaruh. (Http://navelmangelep.wordpress.com yang dambil pada Kamis, 7 Maret 2013 pukul 06:25)
Contoh : Hipotesis adanya hubungan antara “gaya kepemimpinan dengan kinerja” pegawai.
Variabel bebas             : Gaya kepemimpinan
Variabel terikat           : Kinerja pegawai
  1. Variabel kendali (Controlling Variable)
Adalah variabel yang membatasi (sebagai kendali) atau mewarnai variabel mederator.
Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama berkaitan dengan variabel  moderator jadi juga  seperti variabel moderator dan bebas ia juga ikut berpengaruh terhadap variabel tergantung. (Http://navelmangelep.wordpress.com yang dambil pada Kamis, 7 Maret 2013 pukul 06:25)
Contoh : Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan S1 maka harus ditetapkan variable control berupa gaji yang sama, peralatan yang sama, iklim kerja yang sama, dan lain-lain. Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan apakah perbedaan penampilan karyawan karena faktor pendidikan.

  1. Variabel Rambang
Adalah variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak diperhatikan terhadap variabel bebas maupun tergantung. (Http://navelmangelep.wordpress.com yang dambil pada Kamis, 7 Maret 2013 pukul 06:25)
Contoh : Dari judul penelitian “Studi Komperatif Prestasi Brlajar IPA” yang pengajarnya menggunakan metode demonstrasi dan yang menggunakan metode ceramah antara siswa putra-putri  kelas 2 SMP X Solo tahun1994.
Variabel tergantung    : Prestasi belajar IPA
Variabel bebas             : Metode demonstrasi
Variabel moderat        : Siswa putra-putri
Variabel kendali          : kelas 2 SMP X

  1. C.    Sifat Variabel
    1. Variabel Statis adalah varaibel yang tidak dapat diubah keberadaannya.
Contoh : jenis kelamin, tinggi badan,status sosial, tempat tinggal, dll.
  1. Variabel Dinamis adalah variabel yang dapat diubah keberadaannya berupa pengubahan, peningkatan atau penurunan.
Conntoh : kedisiplinan, tingkat pengetahuan, motivasi kepedulian, dll.
(Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi-VI, Cetakan ke-13, Jakarta : PT. Renika Cipta,
Pemahaman variabel sangat penting untuk :
  1. Menentukan hipotesis
  2. Menentukan instrumen penelitian
  3. Menentukan ragam data yang dikumpulkan
  4. Mencerminkan luas sempitnya kesimpulan
(Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 38)

  1. D.    Pengukuran Variabel
Pengukuran adalah penting bagi setiap penelitian, karena dengan pengukuran itu penelitian dapat menghubungkan konsep yang abstrak dengan realitas.
Untuk dapat melakukan pengukuran, maka seseorang peneliti harus memikirkan bagaimana ukuran yang paling tepat untuk suatu konsep. Ukuran yang tepat akan memberikan kepada penelii untuk merumuskan lebih tepat dan lebih cermat konsep penelitiannya. Proses pengukuran mengandung 4 kegiatan pokok sebagai berikut :
  1. Menentukan indikator untuk dimensi – dimensi variabel penelitian.
  2. Menentukan ukuran masing-masing dimensi. Ukuran ini dapat berupa item (pertanyaan) yang relevan dengan dimensinya.
  3. Menentukan ukuran yang akan digunakan dalam pengukuran, Apakah tingkat ukuran nominal, ordinal interval atau ratio dan
  4. Menguji tingkat validitas dan reliabilitas sebagai kriteria alat pengukuran yang baik.. Alat pengukur yang baik, apabila alat pengukur itu dapat mengungkapkan realita itu dengan tepat. Oleh karena itu dalam pengukuran gejala yang demikian itu yang dianut adalah berdasarkan indikator-indikator konsep tersebut. Jadi kalau akan mengukur intelegensi harus mencari apa yang menjadi indikator perbuatan yang intelegen tersebut.
Http://navelmangelep.wordpress.com yang dambil pada Kamis, 7 Maret 2013 pukul 06:25.
Ada 4 skala pengukuran, yaitu :
  1. Skala Nominal
Ukuran nominal adalah ukuran yang paling sederhana, di mana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja dan tidak menunjukkan tingkatan apa-apa. Objek dikelompokkan dalam set-set dan kepada semua anggota set diberikan angka. Set-set tersebut tidak boleh tumpang tindih dan bersisa ( mutually exclusive and exhaustive ). Misalnya, untuk mengukur jenis kelamin, objek dibagi atas 3 set, yaitu laki-laki, perempuan dan banci. Kemudian untuk masing-masing anggota set di atas kita berikan angka, misalnya : 1-pria; 2-Wanita; dan 0-untuk banci. Jelas kelihatan bahwa angka yang diberikan tidak menunjukkan bahwa tingkat wanita lebih tinggi dari pria ataupun tingkat pria lebih tinggi dari banci. Angka-angka tersebut tidak memberikan arti apa-apa jika ditambahkan. Angka yang diberikan hanya berfungsi sebagai label saja.
(Mohammad Nazir. Metode Penelitian. Cetakan ke-6, Bogor : Ghalia Indonesia, 2005. Hal. 130)
Himpunan yang terdiri dari anggota-anggota yang mempunyai kesamaan setiap anggotanya dan memiliki perbedaan dari anggota himpunan yang lain. Skala nominal dapat berupa dikotomi dan politomi.
Contoh :
            Jenis kelamin = laki-laki dan perempuan
            Pekerjaan = pegawai, petani, pedagang, dll
(Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 39)
  1. Skala Ordinal
Ukuran ordinal adalah angka yang diberikan di mana angka-angka tersebut mengandung pengertian tingkatan. Ukuran nominal digunakan untuk mengurutkan objek dari yang terendah ke tertinggi atau sebaliknya. Ukuran ini tidak memberikan nilai absolute terhadap objek, tetapi hanya memberikan urutan (ranking) saja. (Mohammad Nazir. Metode Penelitian. Cetakan ke-6, Bogor : Ghalia Indonesia, 2005. Hal. 130)
Himpunan yang beranggotakan menurut ranking, urutan (order), pangkat atau jabatan. Himpunan tidak hanya dokategorikan pada persamaan atau perbedaan, tetapi juga dari pernyataan lebih besar atau lebih kecil.
Contoh :
            Pendapatan dikategorikan rendah, sedang dan tinggi.
            Tingkatan pengetahuan dikategorikan baik, sedang dan buruk.
(Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 39-40)

  1. Skala Interval
Ukuran interval adalah suatu pemberian angka kepada set dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain, yaitu jarak yang sama pada pengukuran interval memperlihatkan jarak yang sama dari cirri atau sifat objek yang diukur. Ukuran interval tidak memberikan jumlah absolute dari objek yang diukur.
Skala ordinal, tetapi himpunan tersebut dapat memberikan nilai interval atau jarak urutan kelas.

Contoh :
                  A                 B                    C                     D
           
                  1                   2                     3                     4
                  Interval A-D  = 4-1 = 3
                  Interval B-D = 4-2 = 2
(Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 40)

  1. Skala Ratio
   Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran diatas, ditambah dengan satu sifat lain, yaitu ukuran ini memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur. Titik rasio mempunyai titik nol, karena itu interval jarak tidak dinyatakan dengan beda angka rata-rata satu kelompok dibandingkan dengan titik nol diatas. Karena ada titik nol tersebut, maka ukuran rasio dapat dibuat perkalian ataupun pembagian. (Mohammad Nazir. Metode Penelitian. Cetakan ke-6, Bogor : Ghalia Indonesia, 2005. Hal. 130)
   Adalah variabel yang mempunyai perbandingan.
Contoh :
Bila 1 karung beras beratnya1 kuintal, maka 5 karung beras beratnya 5 kuintal (Ratio 1:5).
Tinggi badan, Kadar/ Konsentrasi.
(Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 40)

  1. E.     Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Alimul Hidayat, 2007). (Aditya, Ig. Dodiet.  Handout Mata Kuliah: “Metodologi Research” Untuk Prodi D III Kebidanan Poltekkes Surakarta. Semester V Tahun Akademik 2008 / 2009)
Mendefinisikan variable secara operasional adalah menggambarkan / mendeskripsikan variable penelitian sedemikian rupa, sehingga variable tersebut bersifat :
  1. Spesifik ( Tidak Beinterpretasi Ganda )
  2. Terukur ( Observable atau Measurable )
Contoh variable yang berinterpretasi ganda : Status Gizi. Variable ini dapat diukur dan dideskripsikan dengan bermacam kombinasi pengertian atau pengukuran, seperti :
  1. Berat Badan (BB) dengan Tinggi Badan (TB)
  2.  BB – TB dengan Usia
  3.  Kadar Protein serum
  4.  Lingkar Lengan Atas dan Lingkar Kepala, dsb.
(Aditya, Ig. Dodiet.  Handout Mata Kuliah: “Metodologi Research” Untuk Prodi D III Kebidanan Poltekkes Surakarta. Semester V Tahun Akademik 2008 / 2009)
Definisi operasional ditentukan berdasarkan Parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran adalah Cara dimana variable dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya. Sehingga dalam Definisi Operasional mencakup penjelasan tentang :
  1. Nama variable
  2. Definisi variable berdasarkan konsep/maksud penelitian.
  3. Hasil Ukur / Kategori
  4. Skala Pengukuran.
Contoh :
Suatu penelitian dengan judul “Faktor – factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi pada ibu hamil…”
Berdasarkan judul tersebut, maka Variabel bebasnya (misalnya) adalah Obesitas, Diet Tinggi Garam, Genetik dan Umur. Sedangkan Variabel terikatnya adalah Hipertensi.
Maka Definisi Operasionalnya dapat dibuat sebagai berikut : NO
VARIABEL
DEFINISI OPERASIONAL
HASIL UKUR / KATEGORI
SKALA
1
Obesitas
Kelebihan massa tubuh responden yang didapat berdasarkan perhitungan rasio berat badan dan tinggi badan pada kurun waktu tiga bulan terakhir.
1 : IMT > 27 kg/m2
2 : IMT ≤ 27 kg/m2
Nominal
2
Diet Tinggi Garam
Kebiasaan responden dalam mengkonsumsi makanan yang rasanya asin.
Intensitas :
1 : Sering
2. Tidak Pernah
Nominal
(Aditya, Ig. Dodiet. Handout Mata Kuliah : “Metodologi Research” Untuk Prodi D III Kebidanan Poltekkes Surakarta. Semester V Tahun Akademik 2008 / 2009)
Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan data dan menghindarkan perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup variabel. Variabel yang dimasukkan dalam operasioanal adalah variabel kunci/ penting yang dapat diukur secara operasional dan dapat dipertanggung jawabkan (refrensi harus jelas). Dengan definisi operasional maka dapat dietentukan cara yang dipakai untuk mengukur variabel, tidak dapat arti dan istilah-istilah ganda yang apabila tidak dibatasi akan menimbulkan tafsiran yang berbeda. Definisi operasional hendaknya memuat batasan tentang :
  1. Variabel bebas dan variabel terikat
  2. Istilah yang dipakai untuk menghubungkan variabel-variabel
(Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 41)
Batasan atau arti suatu variabel dilakukan dengan merinci hal-hal yang harus dikerjakan. Definisi operasional variabel merupakan pedoman bagi peneliti untuk  mengukur atau memanipulasi variabel tersebut. Definisi operasional variabel harus spesifik (tidak berinterpretasi ganda) dan terukur (measurable dan observable). (Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 41)
Mendefinisikan variabel secara operasional dapat dilakukan melalui dua cara yaitu :
  1. Secara langsung, dilakukan dengan menjelaskan bagaimana pengukuran dpat dilakukan. Kalau terdapat bermacam-macam pengukuran, maka definisi yang dipilih harus sesuai dengan teknik yang akan digunakan.
Contoh :
“Status gizi”, dapat diukur dengan beberapa macam teknik yaitu :
  1. Secara biokimia : kadar albumin darah, protein serum
  2. Secara fisik : BB/ TB, BB/ U, TB/ U, tebal kulit
  3. Secara klinis : turgor kulit, derajat anemia.
  4. Secara tidak langsung, dilakukan dengan menjelaskan kriteria manipulasi terhadap variabel dan cara mengukur efekdari manipulasi tersebut.
Contoh :
“urin tampung” : jumlah urin yang dikeluarkan pasien  selama penampungan 24 jam.
“daya tahan tubuh” : kemampuan tubuh menahan serangan antigen yang diukur dari ferkuensi terjadinya penyakit dalam satu bulan.
(Saryono, S. Kp, M. Kes. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal. 41-42)

  1. F.     MACAM-MACAM HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
Sesungguhnya yang dikemukakan di dalam inti penelitian ilmiah adalah mencari  hubungan antara berbagai variabel.  Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara dua variabel bebas  dan variabel terikat ( Independent variabel dengan dengan dependent variabel).
  1. Hubungan Simetris
     Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya. Terdapat 4 kelompok hubungan simetris :
  1. Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama.
  2. Kedua variabel merupakan akibat daru suatu faktor yang sama.
  3. Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu berada yang lainnya pun pasti disana.
  4. Hubungan yang bersifat kebetulan semata-mata.
    1. Hubungan Timbal Balik
     Hubungan timbal balik adalah hubungan di mana suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat dari variabel lainnya. Perlu diketahui bahwa hubungan timbal balik bukanlah hubungan, dimana tidak dapat ditentukan  variabel yang menjadi sebab dan variabel  yang menjadi akibat.
  1. Hubungan Asimetris (tidak simetri)
     Satu variabel atau lebih mempengaruhi variabel yang lainnya. Ada enam tipe hubungan tidak simetris, yakni :
  1. Hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan yang demikian itulah  merupakan salah satu hubungan kausal yang lazim dipergunakan oleh para ahli.
  2. Hubungan antara disposisi dan respons. Disposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkkan respons tertentu dalam situasi tertentu. Bila “Stimulus” datangnya pengaruh dari luar dirinya, sedangkan “Disposisi” berada dalam diri seseorang.
  3. Hubungan antara diri indiviidu dan disposisi atau tingkah laku. Artinya ciri di  sini adalah sifat individu yag relatif tidak berubah dan tidak dipengaruhi lingkungan.
  4. Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu.
  5. Hubungan Imanen antara dua variabel.
  6. Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar